Harian Media Indonesia, edisi Millenia, 30 Desember 1999, hal. 44.


[Judul asli: Aplikasi wireless dan perkembangannya]

Di suatu pertemuan, ketika pembicara sedang memberikan sambutannya...
teet, turalit, terdengar melodi handphone membuyarkan perhatian
para pendengar. Pembicara kesal, ada yang tersenyum.
Situasi seperti ini mulai umum dimana-mana. Di kantor, di rumah,
di sekolah, di tempat umum, tua, muda menggunakan telepon selular
yang di Indonesia lebih dikenal dengan istilah handphone.
Andai saja ada orang yang dapat membuat alat untuk menghilangkan
sinyal handphone di dalam ruang, tentu sangat bermanfaat.

Handphone memang telah merajalela di berbagai tempat di seluruh dunia.
Tahun depan di Eropa akan ada lebih dari sepuluh (10) juta pengguna
handphone ini. Sementara itu di Jepang sudah ada lima puluh (50)
juta pengguna. Ini belum ditambah dengan pengguna di benua Amerika
dan Asia, seperti di Indonesia dan Cina.

Penggunaan handphone ini pun sekarang tidak hanya terbatas pada
percakapan suara (voice) saja, akan tetapi sudah digunakan untuk
komunikasi data, seperti untuk mengakses Internet. Di Jepang
saat ini sudah terdaftar tiga (3) juta peminat atau pengguna
net phone. Dua tahun lagi, diramalkan angka 20 juta akan terlampaui.
Di tahun 2005, pasar yang berhubungan dengan wireless Internet
di Jepang akan mencapai US$ 130 milyar pertahunnya.
Itu baru di Jepang. Pasar Eropa diramalkan sedikitnya tiga kali
angka itu.

Suatu hal yang tidak biasa dalam hal ini, pasar handphone Amerika
ketinggalan dibandingkan pasar Eropa. Mungkin hal ini disebabkan
oleh banyaknya standar komunikasi wireless yang digunakan di Amerika.
Sementara Eropa didominasi oleh standar GSM, yang juga mendominasi
tempat lain mulai dari Afrika Selatan sampai ke Cina.
Atau mungkin belum berkembangannya pasar handphone Amerika disebabkan
oleh infrastruktur wired yang sudah demikian baiknya di Amerika
sehingga kebutuhan komunikasi wireless tidak semendesak di tempat lain.
Untuk meminta sambungan telepon di Amerika tinggal datang ke kantor
telepon dan meminta sambungan. Sampai di rumah, langsung kring.
Sementara itu di Indonesia untuk memasang telepon di rumah dapat
membutuhkan waktu berbulan-bulan, bahkan tahunan.
Jika kita membutuhkan telepon sesegera mungkin, maka handphone
merupakan satu-satunya alternatif yang ada.
Tinggal datang ke toko telepon, beli handphone dan kartu SIMnya,
langsung kring. Hampir sama seperti di Amerika, hanya wireless.
Lagi pula biaya berlangganan telepon di Amerika adakah flat rate.
Mau dipakai 2 menit atau 24 jam, asal lokal, biayanya sama saja.
Telepon umum juga ada dimana-mana. Jadi, kultur wired sudah tertanam.
Wireless membutuhkan investmen yang terasa malah.
Meskipun demikian, pasar wireless Amerika diramalkan akan meledak
juga dengan Internet sebagai aplikasi pemacu (flagship application).
Cikal bakalnya sudah terlihat dengan banyaknya orang menggunakan
Palm Pilot dan handphone untuk melakukan perdagangan stock.

Kepopuleran wireless
Komunikasi wireless sebetulnya ada dua jenis; stasioner dan bergerak
(mobile). Contoh komunikasi wireless yang stasioner adalah komunikasi
satelit, atau VSAT (yang banyak digunakan oleh bank).
Komunikasi wireless bergerak merupakan topik yang menarik yang
menjadi fokus dari artikel ini.

Komunikasi wireless bergerak menjadi popular karena beberapa penyebab.
Salah satu penyebabnya adalah infrastruktur kabel (wired) saat ini
belum memadai di berbagai negara. Bahkan di beberapa tempat masih
belum ada jaringan kabel telepon. Fakta ini justru dimanfaatkan untuk
langsung meloncat ke komunikasi wireless tanpa perlu lewat fasa wired.
Investasi langsung ke arah wireless. Kembali kita lihat bahwa Amerika
keberatan beban wirednya.

Komunikasi wireless membelikan kenyamanan (convenience) dan kemudian.
Dengan handphone seseorang dapat ditelepon dan menelepon dimana dan
darimana saja dia berada. Paling tidak, ini teorinya.
Hal ini penting bagi orang yang selalu bergerak dan sibuk.
Bagi yang telah menggunakan handphone akan merasa tidak nyaman
dan sulit melakukan kegiatan sehari-harinya tanpa handphone.

Harga handset handphone sudah terjangkau oleh sebagian besar orang,
meskipun biaya air time masih relatif malah.
Jangan harap biaya air time akan turun dalam waktu dekat, sebab
jumlah pelanggan sekarang sudah melampaui kemampuan infrastruktur yang ada.
Operator harus melakukan investasi yang tidak sedikit.
Dengan lambatnya operator menambah kapasitas, maka kebutuhan (demand)
yang tidak dapat dipenuhi ini menyebabkan naiknya harga simcard
seperti yang kita alami saat ini.

Handset handphone semakin kecil ukurannya, makin ringan beratnya, dan
makin banyak feature yang ada di dalamnya.
Beberapa model handphone Nokia misalnya dilengkapi dengan permainan
(games) yang menarik, bahkan menimbulkan kecanduan, seperti permainan
"snake".
Karena banyaknya penggemar permainan snake ini, Nokia bahkan membuat
dan memasang permainan ini di web sitenya. Bahkan membuat sayembara.
Nama Indonesia pun muncul di daftar pemain yang mencapai high score.

Handphone pun telah menjadi asesoris tidak sekedar perangkat komunikasi
saja. Perhatikan kotak (case) handphone yang dapat diganti-ganti
dengan warna yang sesuai dengan pakaian yang digunakan, atau dengan
logo klub sepak bola kesayangan anda, atau dengan gambar tokoh kartun.
Bahkan antena handphone dapat digantikan dengan antena yang mengeluarkan
cahaya yang berwarna biru atau merah ketika pengguna melakukan percakapan.
Bisnis asesoris ini merupakan bisnis tersendiri yang menguntungkan.
Mungkin ceritanya hampir sama dengan sepatu Nike yang berwarna-warni,
dengan model yang bervariasi, yang tidak sekedar sepatu saja.

Aplikasi sekarang
Handphone sekarang sudah dilengkapo dengan berbagai aplikasi standar
seperti answering machine, schedule book, memory bank untuk menyimpan
daftar kontak (phone atau adress book).
Dari segi penggunaan, handphone tidak hanya sekedar untuk pembicaraan
suara (voice) tetapi juga sudah mencakup aplikasi messaging seperti
melalui SMS.
Pesan-pesan singkat, seperti contohnya hasil pemilu kemarin, dapat
dikirimkan dengan mudah melalui SMS. Biaya penggunaan SMS pun termasuk
murah. Sayangnya fasilitas SMS ini belum universal dan belum tersedia
untuk setiap jenis servis / operator. Mengetikkan pesan SMS lewat
handphone juga masih belum nyaman karena jumlah tombol yang terbatas.

Handphone dapat dihubungkan dengan komputer laptop atau notebook dengan
kabel khusu sebagai pengganti telepon biasa untuk media penghubung
ke Internet. Dengan cara ini anda dapat mengakses Internet, membaca
dan atau mengirimkan email darimana saja. Hal ini sangat membantu
ketika anda berada di ruang rapat di luar kota dan membutuhkan
berkas-berkas yang tertinggal di kantor.

Model handphone yang lebih baru bahkan dapat langsung digunakan untuk
mengakses Internet tanpa menggunakan komputer. Nokia communicator,
misalnya dapat digunakan untuk mengakses email.
Sayangnya harganya masih mahal dan ukurannya masih besar, aplikasinya
masih terbatas, dan masih kurang nyaman digunakan karena terbatasnya
layar.
Masalh ini sedikit bnayak dikurangi dengan adanya WAP (Wireless
Application Protocol) dan dengan adanya perangkat baru dari berbagai
vendor yang mendukung akses ke network.

Aplikasi Masa Depan
Aplikasi handphone yang dalam waktu dekat akan (dan sebagian sudah)
diluncurkan adalah aplikasi yang berhubungan dengan Internet,
electronic commerce. Ramalan cuaca (weather report), stock ticker,
stock trading sudah dapat diakses via handphone.
Aplikasi-aplikasi ini akan dibuat lebih mudah dan lebih powerful.
Beberapa perusahaan pembuat aplikasi ini mulai bermunculkan,
terutama di Eropa.
Seharusnya ini merupakan kesempatan (opportunity) bagi Indonesia
karena ini dapat dilakukan oleh industri kecil menengah (IKM),
software house, yang tidak membutuhkan investasi besar.
Sayangnya akan ada kesulitan karena industri ini membutuhkan
akses teknis dari para produser pembuat handphone, sementara
perwakilan perusahaan ini di Indonesia hanya menangani bisnis
atau sales saja. Harus ada terobosan baru agar muncul industri
kecil, yang memiliki teknologi tinggi, dan memiliki potensi
nilai ekonomi pengekspor. Dari mana mulainya?
Untungnya lebih banyak potensi aplikasi baru yang dimungkinkan
dengan adanya teknologi yang terbuka seperti WAP dan Bluetooth.

WAP
Wireless Applications Protocol merupakan spesifikasi terbuka
(open specification) yang dibuat agar perangkat wireless lebih
mudah mengakses informasi (dari Internet) dan dapat berinteraksi
secara interaktif dan instant. Dengan adanya WAP, pengguna handphone
dapat mengakses Internet dengan lebih mudah dan sesuai dengan
keterbatasan yang dimiliki oleh handphone, seperti layar yang
kecil, memory yang kecil, dan kecepatan akses yang lambat.
Hal ini diimplementasikan via WAP dengan menggunakan WML (Wireless
Markup Languange) yaitu bahasa yang mirip dengan HTML (Hypertext
Markup Languange) yang digunakan untuk membuat homepage atau
web site. Selain itu di sisi server dapat digunakan software
yang memfilter hal-hal yang tidak penting atau tidak "bermanfaat"
bagi handphone sehingga data-data yang dikirimkan ke perangkat
wireless menjadi lebih sedikit dan sesuai dengan kecepatan
akses yang lambat. WAP diramalkan akan populer.

Bluetooth
Bluetooth merupakan standar baru komunikasi wireless untuk suara
dan data dengan menggunakan short-range radio link yang dapat
dibuat murah dalam ukuran kecil. Dengan bluetooth banyak sambungan
sambungan kabel yang dapat digantikan.
Misalnya sambungan dari komputer ke printer, atau ke modem, atau
bahkan ke handphone, dapat digantikan dengan bluetooth (wireless).
Demikian pula hubungan earphone dengan handphone yang merupakan
bagian dari handsfree set dapat dilakukan dengan Bluetooth.
Dengan kata lain kabel-kabel yang bersliweran dapat dihilangkan
dengan Bluetooth. Perangkat wireless juga dapat dihubungkan
dengan jaringan komputer via Bluetooth.
Meskipun masih mudah, bluetooth sudah mendapat dukungan dari
perusahaan raksasa seperti Ericsson, Siemens, Nokia, Intel,
3Com, Microsoft, dan lain lainnya. Saya mencium bau teknologi
yang bakal populer.

3G
Sistem GSM yang mendominasi handphone di Indonesia, dan Eropa,
dapat dikategorikan sebagai generasi kedua (2nd generation)
mobile telephony. Generasi kedua ini memiliki kekurangan-
kekurangan, dimana kecepatan transmisi data merupakan salah
satu kelemahan utama.
Batas kecepatan transmisi data ini menyebabkan aplikasi multimedia
belum dapat diluncurkan di atas platform ini.
Third generation mobile telephony dirancang untuk komunikasi
wireless dengan kecepatan tinggi, yaitu 2 mega bit per detik.
Dengan kecepatan seperti itu, maka komunikasi seperti video
conferencing dapat dilakukan secara baik.
Anda dapat mengirimkan gambar rumah yang akan anda beli kepada
keluarga anda di rumah, atau menunjukkan komponen yang rusak
di mobil anda kepada bengkel atau toko onderdil, atau
menjukkan hasil analisa kesehatan kepada dokter spesialis
yang kebetulan berada di tempat lain (atau bahkan di negara lain).
Di Jepang, 3G ini akan diluncurkan segera dengan menggunakan
teknologi wide band CDMA.

PERANGKAT WIRELESS LAINNYA
Implementasi komunikasi wireless tidak harus menggunakan handphone.
Palm Pilot, sebuah PDA (Personal Digital Assitant), merupakan
saingan terberat dari handphone.
Dengan layar yang lebih lebar dan banyaknya aplikasi yang sudah
tersedia, Palm Pilot nampaknya lebih mudah mendominasi aplikasi
wireless Internet.
Sebagai contoh, aplikasi penunjuk jalan yang diberikan oleh
maps.yahoo.com sudah dapat diakses melalui Palm Pilot.
Servis ini dapat menunjukkan peta dan arah jalan jika kita
ingin menuju ke suatu tempat di daerah Silicon Valley.

Perangkat telepon wireless lainnya yang tidak kalah menakjubkannya
adalah telepon satelit yang dapat kita gunakan dimana saja
asal masih dalam daerah yang tercakup oleh satelit tersebut.
Dengan kata lain telepon yang kita gunakan dapat mencakup regional.
Meskipun secara teknis telepon satelit ini kelihatannya menarik,
akan tetapi perusahaan yang menjalankan servis telepon satelit itu,
seperti Iridium World Communications dan ICO Global Communications,
bangkrut di bulan Agustus 1999.

Antisipasi, masalah, dan kesempatan
Lantas apa antisipasi kita dengan adanya teknologi-teknologi
baru ini? Jangan-jangan, lagi-lagi, kita hanya menjadi pasar
(konsumer) bagi para pemilik teknologi yang kita impor dengan
harga yang cukup mahal.

Ada beberapa masalah dalam komunikasi wireless.
Pemilihan standar yang digunakan menjadi masalah tersendiri
karena banyaknya teknologi yang tersedia. Perlu ada suatu
standar Indonesia yang dikaji secara bersama oleh pemerintah,
operator, pelaku bisnis, perguruan tinggi, dan lembaga penelitian.
Kalau perlu kita menetapkan standar sendiri karena pasar kita
cukup besar sehingga kita memiliki bargaining power yang cukup
besar. Selain itu hal ini dapat digunakan untuk mengangkat
produsen dalam negeri untuk lebih dapat berkiprah.
Akan tetapi tentunya kita tidak dapat terlalu jauh berbeda
dengan negara lain karena hal ini dapat menimbulkan cost yang
lebih tinggi. Jadi perlu adanya trade-off.

Spektrum frekuensi yang kita gunakan untuk komunikasi wireless
merupakan suatu harta kekayaan yang tidak bisa kiat perbaharui
(renew). Berbeda dengan komunikasi wired melalui fiber optic
dimana kalau kekurangan dapat kita buat lagi.
Toh bahannya "hanya" pasir.
Untuk itu penggunaan spektrum frekuensi harus berhati-hati.
Salah satu masalah yang ada adalah alokasi penggunaan spektrum
frekuensi. Penggunaan spektrum frekuensi ini sering tumpang tindih.

Apakah ada kesempatan bagi Indonesia untuk berkecimpung
di bidang komunikasi wireless selain menjadi operator? Ada.
Hanya harus lebih jeli melihat,
seperti potensi untuk industri software dan aplikasi wireless.
Kita dapat mengembangkan hal yang sederhana seperti web site
atau portal untuk WAP, sampai ke aplikasi e-commerce dari
handset itu sendiri. Ini peluang yang harus kita
tangkap dengan segera.